insani.id – Mungkin sebagian dari kita masih ingat medio tahun 2014 silam, terbit satu buku yang menimbulkan polemik sekaligus dapat dikatakan kontroversial. buku itu berjudul Indonesia Negeri Saba’ karya Fahmi Basya.
Asal Usul Bilqis dan Bangsa Saba’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai asal usul bangsa Saba’. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, beliau berkata Abu Abdurrahman meriwayatkan kepada kami, Ibnu Lahi’ah meriwayatkan kepada kami dari Abdullah bin Habiroh dari Abdur Rahman bin Wa’lah dia berkata: aku mendengar Ibnu Abbas berkata: sungguh seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang negeri Saba: Apa itu Saba? Seorang lelaki, seorang perempuan atau itu negeri? Rasulullah SAW bersabda: Dia adalah seorang laki-laki yang mempunyai anak 10 orang, di antara mereka tinggal di Yaman ada 6 orang dan yang tinggal di Syam 4 orang. Adapun yang tinggal di Yaman yaitu: Mudzhij, Kindah, Azda, Asy’ariyun, Anmar, dan Himyar. Dan adapun yang tinggal di Syam itu Lkhom, Judzam, Amailah dan Ghassan.
Para ulama nasab di antaranya adalah Muhammad bin Ishaq menjelaskan bahwa nama Saba’ itu sejatinya adalah Abul Syams bin Yasyjab bin Ya’rib bin Qahthan. Dinamakan Saba’ karena dia orang pertama kali bersaba’ (bersumpah) di antara bangsa Arab. Abul Syams bin Yasyjab diberi gelar Ar Ra Isyi karena yang pertama kali menerapkan ghanimah dalam peperangan untuk dibagikan kepada kaumnya.
Lebih lanjut mengenai Saba’, dalam karyanya tafsir Qur’an Al-Adzim Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Saba’ merupakan raja-raja Yaman dan rakyatnya, serta ratu Bilqis merupakan bagian dari Saba’. Bilqis merupakan salah satu dari raja-raja Yaman yang dimaksud Ibnu Katsir. Nama lengkapnya adalah Bilqis binti Syarahil bin Malik bin Al-Rayyan, yang merupakan keturunan dari Ya’rib bin Qahthan. Ayahnya merupakan raja yang sangat berpengaruh bagi bangsa Saba’, kekuasaannya meliputi teritorial tanah Yaman seutuhnya.
Dijelaskan dalam kitab Tafsir Al-Baghawi, kerajaan Saba’ terletak di wilayah yang dikenal dengan nama Ma’rib, sekitar 3 hari perjalanan (pada masa kitab tersebut ditulis) dari kota Sana’a di Yaman. Hingga saat ini Ma’rib menjadi salah satu provinsi yang ada di Yaman, disana banyak ditemukan peninggalan peradaban bangsa Saba’.
Bilqis Menjemput Keimanan