Yaman, Saksi Iman Bilqis Sang Ratu Negeri Saba’

Singgasana ratu Bilqis, atau dikenal juga dengan kuil Awwam, dimana terlihat lima tiang dan tiang keenam yang patah. Terletak di kota Ma’rib, Yaman. Foto: Arabia Felix Magazine/Zain Alaabdain Ben AlSisa reruntuhan kota lama Ma’rib yang terletak di Selatan pusat kota Ma’rib modern, dahulu kota ini menjadi ibu kota kerajaan Saba’ yang dipimpin ratu Bilqis. Foto: wikipedia

Ratu Bilqis memiliki singgasana yang agung, kerajaannya juga luas serta rakyatnya memiliki kehidupan yang begitu makmur dan sejahtera. Akan tetapi, mereka tidak menyembah Allah SWT, Bilqis dan penduduk Saba’ merupakan penyembah matahari. Setan telah memperdaya mereka sehingga menghalangi mereka dari Hidayah Allah. 

Mengenai ratu Bilqis dan penduduk Saba’ di atas merupakan kabar yang disajikan burung Hudhud kepada Nabi Sulaiman ‘alaihissalam, beliau akhirnya memutuskan berkirim surat kepada Bilqis untuk menyerukan ia dan kaumnya ibadah kepada Allah yang maha esa. Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah dengan bala tentara dari golongan jin, manusia dan burung, sekaligus kemampuan untuk menguasai bahasa yang mereka gunakan. Kisah mengenai Bilqis dan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam Allah abadikan dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 16-44.  

Kendati terganggu dengan surat tersebut karena seakan-akan merongrong stabilitas kekuasaannya, Bilqis menangkap pesan yang begitu agung dari diksi yang dipilih dan metode yang digunakan untuk mengirim surat tersebut, ia sangat memahami surat ini datang dari bukan sembarang pemimpin, seolah ia dapat merasakan kekuasaan besar lebih dari apa yang pernah ia miliki sebelumnya. 

Hal ini membuat bilqis sangat berhati-hati dan menghitung betul kebijakan yang diambil untuk menyikapi surat tersebut. Para elit di sekelilingnya menyarankan melakukan agresi langsung mengingat mereka memiliki kekuatan militer yang kuat. Alih-alih menyetujui saran tersebut ia lebih memilih upaya “damai” dan memutuskan mengirim hadiah terbaik yang dibawa oleh utusan pilihan kepada Nabi Sulaiman untuk menguji sikapnya.   

Bilqis berasumsi jika hadiah tersebut diterima maka ia berhadapan dengan seorang raja biasa yang selanjutnya dapat dikalahkan dengan agresi langsung sesuai saran para elit di sekelilingnya. Namun jika hadiah tersebut ditolak maka ia sedang berhadapan dengan Nabi utusan dari sang pencipta, menguatkan pesan agung dari surat yang ia baca. 

Sesampainya utusan Bilqis di istana Nabi Sulaiman yang terletak di negeri Syam atau lebih tepatnya di Palestina, dengan tegas Nabi Sulaiman memintanya pulang dengan membawa seluruh hadiah yang dibawa, dan mengirim pesan bahwa agresi akan dilancarkan dengan bala tentara yang tidak mungkin dapat dikalahkan.

Mengetahui hal tersebut Bilqis memahami bahwa ini bukan sekedar gertakan, mulai tumbuh dalam hatinya bibit keimanan bahwa sesungguhnya yang dihadapinya adalah benar-benar Nabi yang membawa pesan ilahiyah yang harus diikuti. Ia memutuskan untuk datang langsung kepada Nabi Sulaiman dengan membawa para elit bangsa saba’ bersamanya, agar menjadi saksi kekuasaan Allah yang nyata melalui Nabi Sulaiman ‘alaihissalam.

Tanda Kuasa Allah Melalui Nabi Sulaiman

Scroll to Top