Melansir dari media theguardian.com bahwa saat ini lebih dari ¾ pengungsi Suriah telah menderita gejala kesehatan mental yang serius. Sepuluh tahun setelah meledaknya konflik di dalam negeri yang mengakibatkan krisis diberbagai sektor, krisis paling rentan terjadi di sektor kesehatan dan ekonomi. Krisis pangan mengakibatkan mereka menderita kelaparan dan gizi buruk.

Sebuah badan amal Inggris menyerukan kepada lembaga amal kemanusiaan pada selasa (02/03) agar mengalokasikan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Suriah di sektor pelayanan kesehatan terutama pada kesehatan mental bagi para pengungsi di beberapa negara. Hal ini disebabkan adanya penemuan oleh lembaga amal kemanusian di Inggris terkait gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang telah tersebar luas dari hasil survei terhadap pengungsi Suriah.

Para pengungsi dan orang-orang yang terlantar akibat konflik berjuang untuk mendapatkan dukungan. Lebih dari 721 warga Suriah yang tinggal di Lebanon, Turki dan di Idlib. Di barat laut Suriah terdapat 84% dari mereka memiliki setidaknya tujuh dari 15 gejala utama PTSD  (post-traumatic stress disorder).

“Saya sama sekali tidak meninggalkan rumah, saya hanya tinggal di tenda. Kadang-kadang, saya mengalami episode stres di mana saya merasa ingin menghancurkan segalanya dan memukul suami saya,” kata seorang wanita Suriah yang mengungsi ke Lebanon, ia tidak ingin disebutkan namanya.