Warga sipil tak bersalah di Gaza telah membayar harga yang mengerikan selama bertahun-tahun akibat perang dan konflik yang mengelilingi mereka, tetapi tidak ada yang lebih menderita dari anak yatim di Palestina. Tirani yang dilakukan oleh Zionis Israel di Gaza telah membuat hidup anak-anak ini sulit. Banyak dari mereka menjadi yatim piatu, kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya, karena kekerasan yang telah menyerang kehidupan mereka.
Merespon tingginya angka populasi anak Yatim di Gaza, beberapa badan amal internasional meluncurkan kampanye untuk mengubah kehidupan anak yatim piatu di Palestina. Organisasi bantuan kemanusiaan internasional seperti Islamic Relief dan INSANI dari Indonesia telah meluncurkan seruan untuk membantu anak-anak Palestina. Melalui seruan tersebut, para pemilik hati dermawan dan penuh kasih akan memiliki kesempatan untuk mengubah kehidupan ribuan anak yatim piatu yang tinggal baik di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza.
Saat ini secara mendesak lebih dari 20.000 anak yatim piatu di Tepi Barat dan Gaza yang membutuhkan bantuan kehidupan, mulai dari pangan, kesehatan, kelayakan hidup berupa tempat tinggal, pendidikan dan pakaian. Tak terbayangkan bila akhir tahun menjelang musim dingin tiba, situasi untuk anak-anak Yatim belum mendapatkan uluran kemanusiaan sesuai kebutuhan hidup mereka, akan amat mengerikan, mereka memiliki sedikit harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Seperti anak-anak lain di seluruh dunia, anak-anak ini memiliki harapan dan aspirasi untuk tumbuh dewasa dan memenuhi impian mereka. Anak-anak seperti Amara 13 tahun, hidupnya bergantung pada bantuan yang datang. Ia tinggal bersama ibu dan dua saudara perempuannya. Impiannya sangat tinggi, ingin menjadi dokter ahli bedah ketika dia besar. Ayahnya meninggal pada tahun 2012. Amara adalah siswa yang hebat dan rata-rata mendapat nilai 97 dalam setiap pelajarannya.
Melansir dari reliefweb.int seorang aktivis sosial dan kemanusiaan dari Inggris, Imran Madden, Direktur Bantuan Islam Inggris, mengatakan: “Ribuan anak yatim menderita di Wilayah Palestina karena konflik dan kemiskinan. Banyak yang merindukan tempat yang aman untuk bermain dan belajar sementara yang lain berjuang untuk mengakses perawatan medis penting dan makanan biasa”.
Insani berkonsentrasi tinggi dalam urusan anak yatim Palestina, selain atas nama peduli kemanusiaan dan perintah agama untuk mengurus anak yatim. Insani juga berikhtiar untuk merawat generasi muda Palestina dengan harapan, kelak mereka tumbuh menjadi generasi pembebas Palestina dari cengkraman yahudi Israel.
Bayangkan saja jika 20 ribu anak yatim hidup di bawah tekanan gizi buruk dan kurangnya fasilitas untuk mengkases pendidikan tidak diatasi, maka bisa dipastikan Palestina akan mengalami kekosongan generasi yang kuat pada 10-20 tahun mendatang. Maka salah satu bentuk perjuangan paling terbesar pula untuk membebaskan Palestina adalah perjuangan membebaskan anak yatim dari belenggu kesulitan.