fbpx

Penyaluran Qur’an ke Pedalaman NTT

Ustad Izzudin Ahmad Dalam Perjalana Menuju Lokasi TPA. (Dok INSANI)

Di Tengah sulitnya aktivitas pendidikan di Indonesia, santri TPA di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur tidak patah semangat untuk menuntut ilmu agama di mushola sederhana yang berdiri di perkampungan mereka. 

 

Seorang da’i muda dari Rembang, Jawa Tengah, Ustadz Izzudin Ahmad dengan sukarela menjadi pengajar anak-anak di Indonesia Timur sejak 2019. Kegiatan belajar agama, Al-Quran dan praktek ibadah tetap berjalan baik di tengah kondisi pandemi dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. Kondisi pandemi tidak mematahkan semangat anak-anak di NTT untuk belajar Al-Quran. Namun kesulitan sesungguhnya saat belajar adalah minimnya fasilitas terutama ketersediaan mushaf Al-Quran.

Suasana TPA tempat implementasi Wakaf Quran di Labuan Bajo - Nusa Tenggara Timur. (Dok INSANI)

INSANI saat ini memiliki program Wakaf Al-Quran untuk Santri di pelosok yang diluncurkan sejak 18 November 2020. Sejak diluncurkan, program ini telah menyalurkan ratusan eksemplar Al-Quran ke berbagai daerah di Indonesia. 

 

 

Pada Senin (01/08) melalui da’i muda Ustadz Izzudin Ahmad, INSANI menyalurkan 50 eksemplar Al-Quran untuk anak-anak di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur yang mengaji di Mushola kampung. Penyaluran Al-Quran ini diprioritaskan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang ekonomi yang sulit dan belum memiliki Al-Quran. Selain mendapatkan Mushaf Al-qur’an, mereka juga mendapatkan bingkisan berupa snack untuk menambah semangat mereka dalam belajar mengaji.

 

Ustad Izzudin Ahmad juga menyampaikan kebutuhan mendesak para santri dan beberapa da’i muda di Nusa Tenggara Timur. Sejak pandemi, mereka amat mengandalkan sumbangan dari warga dalam memenuhi kebutuhan mereka. Syukurnya, warga merasa memiliki para da’i muda tersebut dan rela berbagi stok pangan mereka yang tidak seberapa, paling tidak bisa membuat mereka bertahan selama masa sulit ini berlangsung.

 


“Selain membagikan mushaf mungkin bisa diadakan program bantuan kafalah (uang bulanan)  da’i / guru ngaji di pelosok, sehingga anak-anak santri ini mendapatkan bimbingan yang lebih layak, karena para ustadz fokus mengajar tanpa sambil mencari penghasilan sampingan untuk memenuhi kebutuhan” Ungkap Ustadz Izzudin Ahmad kepada INSANI dan sekaligus harapan kepada seluruh sahabat Inisiator Kebaikan. 



Program Wakaf Al-Quran untuk santri di pelosok akan terus berlanjut, terkhusus untuk anak-anak di pelosok. INSANI akan terus mendukung proses pembelajaran agama di daerah Indonesia Timur agar generasi muda di sana tumbuh dengan pendidikan agama yang baik, meski islam di sana minoritas. Dengan adanya fasilitas belajar agama yang baik, kami yakin akan tumbuh generasi yang memiliki landasan dan pemahaman agama yang kuat.

Bagikan Artikel Ini :
Scroll to Top