Penderitaan Warga Yaman, Mulai dari Kolera Hingga Gizi Buruk

Potret Anak Yaman (Foto : UNHCR)
Bagikan

Lembaga kemanusiaan internasional yang berada di bawah payung PBB, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) telah merilis pernyataan melalui laman resminya bahwa Yaman masih menjadi negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

“Yaman, tanpa diragukan lagi, adalah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia saat ini,” kata juru bicara UNHCR, William Spindler.

Lebih dari 80% populasi Yaman kini membutuhkan bantuan. Lebih dari 20 juta warga Yaman menderita krisis pangan dan 14 juta lainnya membutuhkan pertolongan kemanusiaan yang mendesak. 

Gelombang pengungsi di Yaman meningkat tidak hanya dari warga Yaman sendiri, namun kini gelombang pengungsi dari Ethiopia dan Somalia juga menambah jumlah pengungsi di Yaman. Dengan jumlah pengungsi yang sangat tinggi, sekitar 276.000 pengungsi dan pencari suaka yang saat ini telah ditampung oleh Yaman, kebanyakan dari mereka terus hidup dalam situasi genting dan krisis.

Sejak krisis kemanusiaan meledak di Yaman, warga dan generasi muda Yaman mengalami kepiluan yang begitu mendalam. Mulai dari penyakit hingga kekurangan nutrisi kini dialami para pengungsi terutama anak-anak. Sekitar 10,3 juta anak-anak tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan, termasuk 2,1 juta di antaranya kekurangan gizi.

Kolera yang Menjadi Ancaman Serius Bagi Warga Yaman

 

Kolera merupakan penyakit yang menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Kondisi ini biasanya mewabah di daerah yang padat penduduk dan memiliki lingkungan yang kotor. Gejala kolera pada anak-anak seringkali lebih berat dibandingkan dengan dewasa. Anak-anak yang terkena kolera lebih rentan terkena gula darah rendah yang bisa menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran.

 

Sejak tahun 2019, sekitar 439.812 kasus kolera tercatat di Yaman, dengan 203.000 kasus di antaranya adalah anak-anak (Save The Children)

Potret Anak Yaman Kekurangan Gizi (Foto : afp/A.Hyder)

Konflik selama bertahun-tahun di Yaman telah merusak infrastruktur negara itu. Rusaknya infrastruktur mengakibatkan buruknya akses terhadap air bersih dan ketersediaan sanitasi yang baik.

 

 

Kondisi inilah yang menyebabkan Yaman menjadi lahan empuk penyebaran wabah kolera. Anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh lebih lemah dan kekurangan gizi menjadi sangat rentan meninggal apabila terjangkit kolera. 

 

 

Warga Yaman Mengalami Malnutrisi

 

 

Malnutrisi adalah istilah dalam kesehatan untuk sebuah kondisi seseorang yang sedang mengalami kekurangan atau kelebihan gizi. Namun istilah malnutrisi lebih sering digunakan untuk mewakili kondisi kekurangan gizi atau yang populer dikenal sebagai gizi buruk. 

 

 

Malnutrisi tidak hanya dialami oleh mayoritas pengungsi di Yaman, malnutrisi juga banyak terjadi di benua Afrika, seperti Sudan Selatan, Ethiopia, Somalia dan sebagian di wilayah Syam diantaranya Palestina dan Suriah. Malnutrisi atau gizi buruk seringkali dialami oleh  anak-anak dan menjadi penyebab kematian yang paling mengerikan.

 

(Foto : Al-Jazera.com)

Covid-19 Tak Terbendung

 

 

PBB mengatakan bahwa kemungkinan virus Covid-19 akan menyebar dengan sangat cepat di Yaman melihat kondisi Yaman yang sangat tidak kondusif dan tidak sehat. Peningkatan kasus penyebaran virus Covid-19 di yaman sulit dilacak karena pemerintahan yang berkedudukan di Sana’a tidak mempublikasi jumlah peningkatan kasus secara terperinci.

 

 

Namun laporan pada bulan Agustus oleh pemerintah Yaman yang berkedudukan di Eden mengkonfirmasi bahwa kasus Covid-19 meningkat 1,700 kasus lebih dan angka kematian warga Yaman yang terpapar virus Covid-19 mencapai 500 orang.

 

 

Pandemi Covid-19, krisis ekonomi, wabah kolera, malnutrisi, dan kurangnya bantuan membuat Yaman dan warga yang berada di kamp-kamp pengungsi semakin mengkhawatirkan kondisinya.

 

Bagikan
Saksikan Video Dibawah Ini :
"Krisis Kemanusiaan Yaman"
Scroll to Top