Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa pengungsi akibat letusan gunung lli Lewotolok mencapai 6.237 dari total 21.000 warga yang terdampak, sehari setelah terjadinya erupsi.
Saat ini warga yang mengungsi terus bertambah karena aktivitas gunung lli Lewotolok belum berhenti. Abu panas yang beterbangan sangat membahayakan kesehatan para pengungsi terutama bagi pernapasan mereka.
Wakil Bupati Lembata NTT, Thomas Ola Langoday mengungkapkan bahwa saat ini masker menjadi kebutuhan mendesak, lebih dari 15 ribu masker dibutuhkan sebagai perlindungan utama bagi kesehatan warga yang sedang dalam pengungsian.
Dilansir dari Antara, Minggu (29/11), Kasubbid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur ESDM Devy Kamil Syahbana mengatakan bahwa hujan abu terjadi di sektor barat hingga selatan gunung api tersebut. Akibat hujan abu ini, banyak warga setempat yang menderita sesak napas dan terpaksa melakukan evakuasi mandiri ke Lewoleba.
Kondisi ini benar-benar menambah derita dan kesulitan hidup warga Lembata-NTT. Kesulitan dalam bertahan hidup selama masa pandemi Covid-19 belum hilang dan kini bertambah dengan bencana erupsi gunung lli Lewotolok yang menghambat sejumlah aktivitas warga baik ekonomi dan maupun profesionall. bahkan kondisi ini memicu peningkatan kasus Covid-19 di Lembata-NTT.