Krisis Pangan Mengancam Nyawa Jutaan Orang

Seorang ibu di Yaman tengah meratapi nasib pilu yang mereka alami selama 10 tahun, 2 orang balita yang bersamanya terancam tak mendapatkan masa depan yang cerah karena krisis pangan dan pendidikan yang tiada henti. Jennifer Bose/CARE
Bagikan

Konflik menjadi pemicu utama lemahnya ekonomi di sebuah negara, kondisi ini  semakin diperburuk dengan krisis yang terjadi akibat pandemi covid-19 yang kian hari kian parah, akibatnya jutaan nyawa terancam mengalami malnutrisi, gizi buruk dan kelaparan karena kerawanan pangan akut. 

Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) telah menyatakan bahwa mereka yang paling terkena dampak kerawanan pangan tinggal di negara-negara konflik atau konflik baru-baru ini – termasuk Republik Demokratik Kongo (DRC), Afghanistan, Yaman, Suriah dan Sudan, termasuk diantaranya mereka yang berada di camp-camp pengungsian.

“Konflik dan kelaparan saling menguatkan,” Antonio Guterres, sekretaris jenderal PBB, menulis dalam kata pengantar laporan tersebut.

“Kita perlu mengatasi kelaparan dan konflik secara bersama, konflik yang terjadi telah memaksa orang untuk meninggalkan rumah, tanah, dan pekerjaan mereka. Ini sangat berdampak buruk pada sektor pertanian dan perdagangan, mengurangi akses ke sumber daya vital seperti air dan listrik, sehingga mendorong kelaparan dan kerusakan generasi.” sebagaimana yang dilansir media Al Jazeera.

Potensi paling terburuk yang akan menanggung akibat dari kerawanan pangan dengan tingkat risiko ekstra adalah para  Wanita dan anak-anak, mereka sangat rentan terhadap kekurangan gizi dan kelaparan.

Kondisi anak-anak di kamp pengungsian Yaman tengah menyantap hidangan secara bersama. (Sumber : Aljazera)

Dilaporkan oleh PBB terdapat sekitar 7,2 juta anak yang tinggal di 10 negara dengan krisis pangan terburuk memiliki berat badan yang terlalu rendah. 31,9 juta anak lainnya mengalami pertumbuhan terhambat akibat kekurangan gizi.

Bagaimana kabar negara Yaman yang mendapat vonis dari PBB bahwa di tahun 2020 negara konflik itu akan menjadi negara dengan tingkat kelaparan paling tertinggi di dunia ? PBB memperkirakan bahwa 400.000 anak di bawah usia lima tahun bisa mati tahun 2021 s jika tidak segera diambil tindakan.

Demi kemanusiaan dan hak hidup mereka,  INSANI meminta masyarakat internasional untuk meningkatkan respons kemanusiaannya ke negara-negara yang tengah bertahan melawan krisis ekonomi, pangan dan kesejahteraan di negara mereka, mereka yang terdampak konflik adalah manusia  tidak berdosa yang bergantung hidup pada bantuan-bantuan global.

Bagikan
Saksikan Video Dibawah Ini :
"SEGERA BANTU YAMAN !"
Scroll to Top