Kisah Nenek Loma di Bacukiki Barat

Nenek Loma (Sumber : Dok. INSANI)
Bagikan

Di daratan Sulawesi Selatan, Kecamatan Bacukiki Barat, Kelurahan  Wattang, Desa Mangimpuru, tinggal seorang nenek berumur 76 tahun yang menanggung beban hidup seorang diri, dari mulai memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, menyiapkan air untuk minum, masak dan mandi, membeli obat-obatan di warung ketika nenek merasa badannya sakit dan mengambil ranting-ranting kayu kering untuk memasak. 

 

Wanita tua (76) yang akrab disapa oleh masyarakat setempat dengan nenek Loma ini memiliki 3 orang anak. Dua orang anak perempuannya tinggal di Kota Parepare, namun sejak menikah anak perempuannya tidak pernah mengunjungi nenek Loma. Sementara anak laki-lakinya yang tinggal di Tanru Tedong juga jarang mengunjunginya sebab jarak tinggal yang cukup jauh. Alhasil, nenek Loma banyak menghabiskan hari-harinya seorang diri.

 

Nenek Loma pernah jatuh yang menyebabkan tulang belakang bagian dekat pinggangnya patah. Sempat hanya bisa terbaring di kasur berbulan-bulan, alhamdulillah datang dermawan yang berkenan membiayai operasi patah tulang belakang nek Loma. Meski telah dioperasi, sampai saat ini nek Loma tidak bisa berdiri tegak, ia hanya bisa bergerak dengan mengesot jika ingin melakukan aktivitas di rumahnya. 

 

Saat ini nenek Loma hanya mengandalkan belas kasih dari tetangga sekitar rumahnya dan lembaga sosial yang berkunjung dengan membawa bantuan makanan untuknya. Saat tim INSANI berkunjung untuk memberikan bantuan kepada nenek Loma, terlihat kondisi nek Loma yang sangat memprihatinkan. Nenek Loma sangat butuh perawatan dan perhatian yang intens, karena keadaan nek Loma hampir tidak bisa sama sekali mengurus kehidupannya secara mandiri. 

 

Kami dari INSANI mengajak sahabat sekalian untuk menjadi bagian dari inisiator kebaikan, bawah kontribusi sahabat-sahabat sekalian sangat berdampak bagi mereka yang amat membutuhkan. Berapapun yang mampu kita berikan dengan penuh ketulusan hati, sangat-sangat membantu mereka seperti nenek Loma menjalani sisa-sisa hidupnya.

 

Mari bersama kita peduli lansia dan orang yang harus berjuang di masa tuanya seorang diri, sungguh mereka menunggu kita.

Bagikan
Scroll to Top