Lebih dari tujuh tahun konflik telah mengakibatkan Yaman mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di mana 70 persen penduduk bergantung pada bantuan untuk kelangsungan hidup mereka dan jutaan orang telah meninggalkan rumah mereka. Pada Maret 2022, 4,3 juta orang Yaman menjadi pengungsi internal (IDP).
Dilansir dari report tahunan organisasi kemanusiaan PBB, UNHCR yang dirilis melalui laman resminya bahwa kebutuhan para pengungsi baru di Yaman saat ini diperkirakan berjumlah lebih dari 1.100 keluarga atau sekitar 6.600 individu.
Lebih banyak perpindahan dapat terjadi pada hari-hari berikutnya, kekurangan stok bantuan untuk bertahan hidup, menjadi penyebab utama kesulitan dalam respon cepat terhadap para pengungsi baru internal Yaman.
Mayoritas pengungsi Yaman adalah Internally Displaced Person (IDP) dengan prediksi empat kali lebih mungkin mengalami kelaparan daripada populasi pengungsi manapun, Yaman benar-benar dalam keadaan kritis.
Berdasarkan data yang dirilis UNHCR bahwa Yaman saat ini menghadapi krisis kemanusiaan terburuk dengan total 20,7 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dari internasional dan sekitar 4,3 juta pengungsi internal yang menggantungkan hidup di kamp-kamp pengungsian, saat ini ada 1,6 juta pengungsi Yaman yang tinggal di 2.200 tenda tak layak. Anak-anak dan perempuan mewakili hingga 79 persen dari total populasi pengungsi. Ditambah dengan 12.589 pencari suaka.
Banyak keluarga yang terkena dampak konflik tidak memiliki jaminan kehidupan layak dari pemerintah dan menghadapi ancaman penggusuran. Faktanya, hampir 40 persen pengungsi internal tinggal di lokasi pengungsian tak layak di mana akses ke layanan dasar hidup sebagian besar tidak memadai atau tidak ada sama sekali.