Bantu Pendidikan Anak-Anak Palestina

  • Rp0 Tercapai
    dari Rp100000000
  • 0 Donatur
 
KISAH

Pada awal tahun 2019, UNESCO merilis setidaknya ada 111 intervensi terhadap pendidikan di Palestina yang berdampak kepada 19.196 anak. UNICEF juga menambahkan, saat ini sebanyak 50 sekolah di Tepi Barat, termasuk di Al-Quds (Yerusalem) Timur, menghadapi ancaman pembongkaran.

Pada 2018, lima sekolah di Tepi Barat dibongkar, di antaranya Sekolah Izbiq di Nablus, Sekolah As-Semeye di Hebron, Sekolah Abu Nuwar, dan Sekolah Jabel Baba di Jerusalem Timur. Lembaga Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan, setidaknya sejak awal tahun ajaran 2018-2019 ada 17 insiden serangan yang terjadi. Akibatnya, sebanyak 323 warga Palestina, termasuk 225 anak-anak, dilaporkan mengalami luka-luka. Tiga disebabkan oleh peluru tajam, 15 korban luka disebabkan oleh peluru karet, dan sebagian besarnya disebabkan karena serangan gas air mata.

Salah seorang siswa bernama Reem Khalla (16 tahun), mengatakan Ia begitu takut ketika berangkat sekolah. “Ketika saya tiba di sekolah, hanya ada kurang dari separuh teman saya, hanya sekitar 15 orang di sana.

Kami semua ketakutan dan guru akhirnya memberikan izin untuk pulang,” ujar Khalla yang dilansir Aljazeera. Mohammad Baroud, seorang guru di Gaza, mengatakan gencatan senjata Israel dengan Palestina di jalur Gaza tak akan berlangsung lama. Menurutnya sejak dulu, Israel tak pernah menaati kesepakatan yang dijalin dengan Palestina.

Baroud pun menyampaikan serangan militer Israel beberapa hari lalu membuat para siswa-siswi merasa sangat ketakutan. “Murid-murid saya yang kebanyakan berusia 11 tahun ketakutan. Saya menghabiskan hari dengan menghibur mereka, meyakinkan mereka semua akan baik-baik saja,” ujarnya.

Peristiwa lain yang lebih ironis adalah laporan tentang anak-anak yang tiap harinya harus menempuh perjalanan jauh untuk pulang pergi ke sekolah, dan masih harus menanggung perlakuan pelecehan saat mereka berada di pos pemeriksaan militer Israel di sepanjang tembok pemisah di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur.

Pelecehan dan kekerasan yang dilakukan baik oleh tentara maupun pemukim Israel pada akhirnya menjadi faktor utama para siswa putus sekolah, terutamanya anak perempuan. Juga tekanan psikososial di antara anak-anak lainnya baik laki-laki maupun perempuan. Ini hanyalah sebagian kecil gambaran kondisi pendidikan dan anak-anak di Palestina. Padahal pendidikan adalah modal utama melahirkan generasi penerus.

Kini pendidikan di Palestina terancam, akankah kita tinggal diam melihat kondisi tersebut? Tidakkah kita sedih melihat anak-anak kecil di Palestina ketakutan dan terancam masa depannya? Sungguh mereka juga ingin sekolah layaknya anak-anak kita, sungguh mereka juga ingin ceria seperti anak-anak kita.

SAATNYA KITA MENJADI PAHLAWAN BAGI ANAK-ANAK PALESTINA, kita selamatkan pendidikan di Palestina, dan bantu anak-anak Palestina tersenyum kembali.  

Foto: dokumentasi penyerahan bantuan pendidikan anak palestina
DONATUR

belum ada donatur

Bagikan Galang Dana Ini :

Galang Dana Terkait

Scroll to Top