Air Bersih untuk Gunung Kidul : Harapan di Tengah Kekeringan

Foto : Dokumentasi Insani 2025

Gunung Kidul, Yogyakarta — Kekeringan panjang kembali melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menghadapi krisis ini, Insani Indonesia menyalurkan bantuan tujuh tangki air bersih bagi warga di Kecamatan Ponjong dan sekitarnya melalui program Bantuan Air Bersih untuk Kekeringan di Gunung Kidul Tahun 2025.

Program yang dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2025 ini menjangkau sedikitnya 100 kepala keluarga yang selama berbulan-bulan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Distribusi dilakukan secara bergilir ke beberapa dusun yang terdampak paling parah, dengan melibatkan relawan dan masyarakat setempat.

Tinggal di Tanah Gersang yang Tak Menyimpan Air

Wilayah Gunung Kidul memang dikenal dengan kondisi geologisnya yang unik. Struktur tanah berkapur membuat air hujan sulit terserap dan cepat mengalir ke bawah permukaan. Akibatnya, warga di daerah perbukitan kesulitan mendapatkan sumber air tanah, bahkan untuk membuat sumur pun hampir mustahil.

“Masyarakat di sini bergantung pada air hujan yang ditampung dalam ember dan bak penampungan sederhana. Kalau musim kemarau panjang, mereka benar-benar kesulitan,” ungkap salah satu relawan Insani Yogyakarta saat dihubungi.

Kebanyakan warga yang menerima bantuan berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mereka mengandalkan pekerjaan serabutan atau bertani di lahan kering yang hasilnya tidak menentu.

Foto : Dokumentasi Insani 2025
Kisah Pak Joko: Berjuang di Tengah Keterbatasan

Salah satu penerima manfaat, Pak Joko, warga Desa Bentar, Kecamatan Ponjong, menuturkan kisah hidupnya yang penuh keprihatinan. Sebagai petani singkong, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Rumahnya berdinding anyaman bambu dan beralaskan tanah. Saat hujan turun, air menetes dari atap bocor di berbagai sudut rumah.

Namun, yang paling berat adalah soal air. Untuk sekadar mandi atau mengambil air minum, Pak Joko dan keluarganya harus berjalan beberapa kilometer menuju sungai kecil di bawah bukit. Di tempat itulah mereka mencuci pakaian, mandi, hingga mengisi galon untuk dibawa pulang.

“Kalau kemarau panjang, sungainya juga kering. Kadang kami harus menunggu kiriman air dari tangki. Kalau tidak ada, ya kami hemat-hemat air semampunya,” ujar Pak Joko lirih.

Menyalurkan Air, Mengalirkan Harapan

Bantuan air bersih dari Insan Indonesia ini menjadi nafas baru bagi warga di tengah musim kemarau yang semakin panjang. Meski jumlahnya terbatas, setiap tangki air yang datang selalu disambut dengan sukacita.

“Melihat senyum warga saat air datang adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami. Semoga ini bisa meringankan beban mereka, meski hanya sementara,” kata koordinator relawan di lokasi.

Program ini juga menjadi pengingat bahwa akses terhadap air bersih masih menjadi persoalan serius di sejumlah wilayah pedesaan Indonesia. Di balik setiap tetes air yang tersalurkan, tersimpan harapan agar masyarakat di Gunung Kidul kelak dapat menikmati kehidupan yang lebih layak dan terbebas dari ancaman kekeringan berkepanjangan.

Bagikan Artikel Ini :
Scroll to Top