Krisis Suriah yang saat ini memasuki tahun ke-11, tetap menjadi krisis pengungsian terbesar di dunia. COVID-19 membawa tekanan ekonomi dan sosial yang signifikan yang akan terus berdampak pada pengungsi Suriah, kerentanan kebutuhan hidup kemungkinan akan terus mengkhawatirkan pada tahun 2022 karena situasi sosial dan ekonomi yang semakin buruk.
Pengungsi internal Suriah yang kembali ke Suriah diperkirakan akan terus meningkat, setelah sekitar 25 ribu jiwa memilih pemulangan sukarela dalam delapan bulan pertama tahun 2021. Survei terbaru UNHCR menunjukkan bahwa pengungsi internal Suriah yang memiliki keinginan besar untuk kembali ke pemukiman normal di Suriah mencapai 70% dari total populasi pengungsi internal Suriah. Sebagaimana dikutip dari laman reporting.unhcr.org.
Lebih dari 610.000 warga Suriah telah diidentifikasi membutuhkan pemukiman normal yang baru di Suriah. INSANI akan terus melakukan aksi kemanusaan terhadap pengungsi Suriah dengan fokus pada bantuan multisektoral, bantuan kebutuhan hidup, melanjutkan bantuan tempat tinggal sementara yang selama ini dilakukan, dan akan memperkuat pendekatan psikologis kepada pengungsi Suriah yang sudah kembali ke pemukiman normal atau yang masih bertahan di kamp pengungsian.
INSANI melihat bahwa kasus kemanusiaan di Suriah ini bukan kasus yang sederhana, saat ini kebutuhan kemanusiaan Suriah sangat besar, dikutip dari reliefweb.int ada lebih dari 13,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Suriah, termasuk 6,7 juta pengungsi internal Suriah. Dari jumlah itu, sekitar 5,9 juta sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. INSANI akan terus berupaya memberikan aksi kemanusiaan yang terbaik untuk keberlanjutan hidup para pengungsi internal dan migran di Suriah.