Imbas Pandemi Covid-19, Indonesia Alami Lonjakan Kemiskinan

Keadaan memilukan rumah-rumah warga NTT yang terendam banjir, puluhan rusak dan hanyut terbawa arus banjir yang deras. (Foto : Usman gangang/ facebook)
Bagikan

BNPB terus melakukan pengembangan data kerugian dan kematian akibat banjir bandang yang terjadi di wilayah Timur Indonesia. Dilansir dari kompas.com bahwa saat ini total korban jiwa yang meninggal akibat banjir di Flores, NTT bertambah menjadi 128 jiwa yang semula hanya berjumlah 62 jiwa, saat ini BNPB dan masyarakat masih mencari 71 warga yang dilaporkan hilang. 

 

BMKG melaporkan saat ini 8424 warga terpaksa mengungsi dengan kondisi tanpa memilukan, suasana pengungsian yang sangat memprihatinkan menambah kesulitan yang dihadapi mereka. 


Banjir yang terjadi juga mengakibatkan sejumlah jembatan yang menghubungkan beberapa desa terputus. Begitu pula jaringan listrik di beberapa kecamatan putus akibat tumbangnya tiang listrik. Kondisi ini mempersulit relawan dan lembaga sosial melakukan assessment bantuan medis, pakaian, air bersih, serta makanan.

Tidak hanya Flores, banjir bandang juga melanda Kabupaten Bima di Nusa Tenggara Barat, pada Jumat sore (2/4/2021). Dua wilayah di bagian barat yang paling terdampak adalah Kecamatan Bolo dan Madapangga. Hingga Sabtu (3/4/2021) pagi, air belum surut di sejumlah desa.

 

 

Sebanyak 10 desa dari 2 kecamatan mengalami dampak banjir paling terparah di antara desa-desa lainnya, banjir tidak hanya merusak puluhan rumah warga, namun puluhan hektar lahan sawah milik warga terancam gagal panen. Kerugian yang dialami warga akibat banjir diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah. 

Camat Bolo, Mardianah SH menyebutkan ada sebanyak sepuluh desa di kecamatan setempat yang terendam banjir. Yakni Desa Tambe, Rasabou, Leu, Rato, Kananga, Timu, Bontokape, Darussalam, Sondosia dan Sanolo.

 

 

Selain merendam pemukiman warga dan lahan pertanian, banjir juga menyebabkan tiga jembatan putus. Yakni jembatan di Desa Bolo, Desa Campa, dan di Desa Woro.

 

Kondisi jembatan yang ambruk akibat terjangan banjir bandang di salah satu Desa di Bima, NTT. (Foto : SuaraNTB)

Seorang warga Desa Woro, Kecamatan Madapangga, Muhammad Sayudi mengatakan, banjir yang melanda desa setempat sangat besar. “Banyak tanaman padi maupun jagung milik warga yang terendam banjir,’’ sebutnya.

 

Dari data yang dirilis BPBD Kabupaten Bima pukul 23.45 Wita, total kecamatan yang terdampak hanya empat. Yakni di Kecamatan Madapangga, dengan enam desa terdampak. Yakni, 1672 kk atau 5361 jiwa. Sedangkan di  Kecamatan Bolo meliputi 7 Desa terdampak yakni sebanyak 1762 KK atau 4408 jiwa. Kemudian di Kecamatan Woha dengan total 9 Desa terdampak yakni 3173 KK atau 9725 jiwa. Terakhir Kecamatan Monta, dengan 7 Desa terdampak 991 KK atau 2943 jiwa

 

Bagikan
Saksikan Video Dibawah Ini :
"Lawan Corona: Bantu Mereka yang Belum Bisa #dirumahaja"
Scroll to Top